DLHK Jateng

Launching dan Serah Terima Teknologi Inovasi Program Kosabangsa kepada Pemerintah Desa Tunggulsari di Kabupaten Pati

Pati 19 Desember 2024, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah menghadiri kegiatan Launching dan Serah Terima Teknologi Inovasi Program Kosabangsa Tahun Anggaran 2024 kepada Pemerintah Desa Tunggulsari di Kabupaten Pati. Program Kosabangsa (Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat) merupakan bentuk hilirisasi IPTEKS yang diselenggarakan oleh Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM); Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Dikti Ristek); Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Republik Indonesia sejak tahun 2022. Teknis pelaksanaan Program Kosabangsa (Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat) tahun 2024 di Tunggulsari dilakukan oleh Universitas Ivet Semarang yang bekerjasama dengan UNNES Semarang. Teknologi Inovasi Program Kosabangsa 2024 di Desa Tunggulsari Kabupaten Pati yang diserah terimakan dalam acara ini berupa : revitalisasi kawasan mangrove dengan penanaman 2000 batang mangrove jenis Rhizophora mucronata, bangunan pemecah gelombang (hybrid engineering) sepanjang 10 meter, sistem kebencanaan kawasan mangrove terintegrasi, pengintegrasian Teknologi Tepat Guna (TTG) dengan sarana prasarana pariwisata, pelatihan promosi kepariwisataan berbasis teknologi digital, pemberdayaan, peningkatan kualitas SDM di bidang edukasi kepariwisataan, ekonomi, inisiasi diversifikasi produk maupun yang lain melalui kerjasama dengan berbagai stakeholder kepada masyarakat di Kabupaten Pati.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Kepala Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi SDA, Soegiharto, S.Hut,MP dan didampingi Plt. Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah 2, Dwi Cahyo Purnomo, S.Hut, MM  menghadiri acara tersebut.

Bangunan pemecah gelombang (hybrid engineering) adalah struktur permeabel yang terbuat dari bahan-bahan lokal seperti kayu, bambu, ranting, dan dahan pohon mangrove. Bangunan tersebut merupakan teknologi sederhana yang dirancang untuk mengurangi kekuatan gelombang laut yang datang ke arah daratan dan memerangkap sedimen yang terbawa ke darat. Manfaat dari bangunan tersebut adalah mengurangi kekuatan gelombang laut ke arah daratan, memerangkap sedimen yang terbawa air laut dan sungai ke darat, membantu mengembalikan proses hilangnya sedimen, sebagai alternatif pembangunan kawasan mangrove dan pesisir dengan penataan kawasan secara alami bersama masyarakat setempat, membantu meredam abrasi dan banjir rob, mampu memecahkan gelombang tanpa memantulkannya, dan dengan penataan yang estetik dapat menjadi salah satu daya tarik wisata pantai. Dalam beberapa bulan setelah bangunan terpasang, endapan yang terbentuk di balik bangunan tersebut diharapkan dapat membentuk daratan baru yang dapat digunakan sebagai area penanaman mangrove.

Karnawi, Ketua Kelompok Sadar Wisata “Muria Jaya” sebagai salah satu pihak yang menerima kegiatan tersebut merupakan PKSM (Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat) binaan CDK Wilayah 2 DLHK Provinsi Jawa Tengah dan juga ketua KTH (Kelompok Tani Hutan) Mangrove Muria Urip (MMU). KTH MMU adalah KTH kelas Madya dan yang sudah memperoleh SK Kelompok Wanawiyata Widyakarya dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada Tahun 2022. KTH Wanawiyata Widyakarya adalah model usaha kehutanan dan lingkungan hidup yang dimiliki dan dikelola oleh kelompok masyarakat atau perorangan sebagai percontohan dan tempat pelatihan dan magang bagi masyarakat. Kegiatan widyakarya di Wanawiyata Widyakarya di KTH MMU Tunggulsari antara lain : kegiatan studi lapang Silvofishery Nila Salin, pembuatan batik mangrove, Tari Mina Mangrove, Karawitan Laras Mangrove, pembuatan olahan makanan dan minuman berbahan dasar mangrove, pembuatan olahan makanan berbahan dasar nila salin, dan ekowisata mangrove yang bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat yang datang belajar ke Tunggulsari. Saat ini jumlah anggota KTH MMU sebanyak 30 orang, terdiri dari 27 orang laki-laki dan 3 orang perempuan.

Dr. Lili Marliyah, M.P. sebagai Ketua Tim Pelaksana Kosabangsa Tahun Anggaran 2024 menyampaikan terima kasih kepada DLHK Provinsi Jawa Tengah beserta Dinas /Instansi yang terkait atas peran dan kerjasamanya selama ini, dan juga mengharapkan arahan, masukan dan saran dalam upaya bentuk monitoring dan evaluasi Program Kosabangsa karena keberlangsungan dan keberlanjutan program ini memerlukan upaya kolaborasi, sinergitas dan kerja sama dengan berbagai stakeholder mulai Pemerintah Daerah, unsur perusahaan, komunitas, masyarakat.

Scroll to Top